Yuk, Kenali Perbedaan Kanker Serviks dan Kanker Ovarium

Yuk, Kenali Perbedaan Kanker Serviks dan Kanker Ovarium

Dari sekian banyak jenis kanker, perempuan memiliki 3 jenis kanker yang lebih berisiko dibanding kaum laki-laki yaitu kanker payudara, kanker serviks, dan kanker ovarium. Namun dari ketiga jenis tersebut, kanker serviks dan kanker ovarium lah yang spesifik dimiliki oleh perempuan, karena pertumbuhannya pada organ rahim.

 

Sayangnya, pengetahuan mengenai kanker ovarium dan kanker serviks pada masyarakat masih tergolong sedikit. Sehingga tidak jarang ada anggapan bahwa kanker ovarium dan kanker serviks adalah jenis penyakit yang sama. Memang, baik kanker ovarium maupun kanker serviks sama-sama menyerang dan tumbuh pada organ rahim. Namun, keduanya berbeda lho! Nah, agar Anda mengetahui lebih tepat mengenai kanker ovarium dan kanker serviks, simak penjelasan berikut ini!

 

 

 

perempuan perlu tau perbedaan kanker serviks dan kanker ovarium

 

 

 

Kanker ovarium

 

Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang indung telur. Kanker ini bisa disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, keturunan, obesitas, pernah menjalani radioterapi, dan menjalani terapi penggantian hormon selama menopause. Kanker ovarium kerap tidak disadari keberadaannya akibat tidak ada gejala nyata pada masa-masa awal. Bahkan, walaupun ada, gejala tersebut malah menyerupai penyakit lain. Sehingga kerap kali mendapat kesalahan pengobatan sehingga tidak diberi penanganan khusus kanker ovarium.

 

Untuk saat ini, kanker ovarium juga belum memiliki metode deteksi dini yang dapat dilakukan. Diperkirakan, sekitar 70% kasus kanker ovarium baru terdeteksi pada stadium lanjut (biasanya pada stadium 3 atau 4) karena gejala awal yang tidak khas. Maka dalam mendiagnosis kanker ovarium, diperlukan serangkaian pemeriksaan mulai dari pemeriksaan fisik, rongga panggul, penanda kanker CA-125, ultrasonografi (USG), dan biopsi jaringan.

 

Walaupun tidak ada gejala spesifik, ada beberapa tanda-tanda yang perlu diwaspadai akan kemunculan kanker ovarium. Di antaranya berupa perubahan pola menstruasi, perut semakin membesar dan terdapat rasa tekanan pada panggul atau pinggang. Selain itu, sering merasa kembung dan mual serta perubahan pola buang air besar dan kecil bisa juga menjadi pertanda kanker ovarium.

 

Kanker serviks

 

Berbeda dengan kanker ovarium, kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada area leher rahim, yaitu bagian yang menghubungkan rahim bagian atas dengan vagina. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV) yang umumnya ditularkan melalui hubungan seksual. Biasanya perempuan yang terkena kanker serviks adalah mereka yang berusia 50 tahun ke atas. Tetapi tidak menutup kemungkinan perempuan yang masih berusia 30-an untuk terkena keganasan dari kanker ini.

 

MeskiĀ  sama-sama berisiko fatal hingga menyebabkan kematian, kanker serviks masih dapat dicegah. Sebab kanker serviks memiliki masa preinvasif (sebelum menjadi ganas) yang cukup lama yaitu sekitar 10-30 tahun. Selain itu, kanker serviks juga memungkinkan metode sitologi atau pemeriksaan sel yang dapat mendeteksi kanker leher rahim secara dini. Di antaranya berupa tes pap smear, inspeksi visual dengan asam asetat atau IVA, HPV DNA genotype, dan Gynpad.

 

 

 

antisipasi kanker serviks dengan skrining menggunakan Gynpad

 

 

 

Gynpad merupakan inovasi terbaru berupa test kit untuk skrining kanker serviks berbasis tes HPV secara mandiri. Di dalam satu kotak Gynpad, terdapat pantyliner yang memiliki lapisan khusus untuk menampung sampel yang didapatkan hanya dengan penggunaan selama 6-8 jam. Setelah itu, sampel dimasukan ke dalam tabung yang juga tersedia dalam paket Gynpad. Terakhir, kirimkan sampel ke laboratorium rujukan untuk mendapatkan hasil tes yang akan diberitahukan kepada Anda. Skrining tes dengan menggunakan Gynpad sangat simpel dan menjaga privasi Anda dengan hasil yang akurat (90%).

 

Gejala kanker serviks sendiri di antaranya berupa pendarahan abnormal atau flek (bercak) pada vagina. Peradangan abnormal ini terutama terjadi setelah melakukan hubungan seksual, namun bisa juga muncul diantara 2 siklus menstruasi, atau bercak postmenopause. Pendarahan yang terlalu lama dapat menyebabkan pasien merasa lelah dan lemas. Selain itu muncul juga bercak kekuningan yang encer diikuti dengan bau amis bisa menjadi tanda-tanda keganasan kanker serviks. Pada tingkat lanjut, pasien akan mengalami penurunan berat badan, obstruksi (sumbatan) dalam berkemih, nyeri punggung, dan pembesaran ginjal.

Waspada karena tahu

 

Itulah perbedaan antara kanker ovarium dan kanker serviks. Diharapkan dengan informasi ini, Anda dapat memahami perbedaannya dan menjadi waspada akan tanda-tandanya karena pada tahap lanjutan, keduanya dapat merenggut nyawa. Yuk, cegah pertumbuhan kanker ovarium dan serviks dengan gaya hidup yang sehat. Jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan diri dan skrining kanker sejak dini dengan Gynpad yang bisa Anda dapatkan di sini!

 

Salam,

 

KALCare

Sumber :

Klikdokter.com (1), (2)