Anak Menjadi Korban Bully? Tips Mengatasi Bullying di Sekolah

Anak Menjadi Korban Bully? Tips Mengatasi Bullying di Sekolah

Bullying anak adalah sebuah tindakan olok-olok yang mengancam anak, dan dapat merugikannya. Anak-anak pelaku bullying biasanya memilih temannya yang lebih lemah atau senang menyendiri, dan mereka biasanya melakukan bullying berulang kali. Bullying bisa terjadi dalam bentuk fisik, yaitu pemukulan, atau bentuk non fisik, seperti penghinaan. Bahkan, kini berkembang juga cyberbullying, yaitu tindak bullying yang dilakukan di dunia maya, misalnya dengan menuliskan komentar-komentar mengejek di akun media sosial anak.

 

Sebagai orang tua, tentunya kita khawatir akan tindak bullying yang bisa terjadi pada siapapun, termasuk pada anak kita. Ini karena, bullying memiliki dampak serius, seperti membuat anak hilang kepercayaan diri, frustrasi, bahkan mungkin memiliki kecenderungan untuk balas dendam, atau yang lebih parah menyakiti diri sendiri, dan bahkan bunuh diri. Anak-anak yang melakukan bullying biasanya merasa dirinya kuat dan berkuasa atas anak lainnya. Atau, ini bisa juga terjadi karena anak tersebut sering melihat pertengkaran, khususnya dari orang tuanya, sehingga ia mencontohnya.

 

Anak-anak yang menjadi korban bullying seringkali pendiam, sehingga orang tua harus melakukan berbagai cara untuk membuatnya bicara, dan mengatasi masalahnya itu. Berikut ini adalah tips untuk mengatasi bullying anak di sekolah:

 

  • Beri pemahaman pada anak apa itu tindakan bullying, dan yakinkan bahwa anak dapat mengatasi situasi tersebut.

 

  • Biasakan anak untuk selalu bercerita tentang pengalamannya di sekolah. Jika anak terlihat tidak nyaman membicarakannya, coba pancing secara perlahan. Yang terpenting adalah, percaya pada apa yang dikatakannya, terlebih jika ia menyebutkan dirinya terkena bully.

 

  • Ketika di-bully, ajari anak untuk melawan dengan kata-kata yang menyiratkan bahwa ia tidak takut di-bully, supaya ia tidak lagi menjadi objek yang dianggap lemah dan mudah diganggu anak lain. Ajari juga ia agar menjauh, namun jangan melarikan diri. Buat anak paham bahwa, bullying bukanlah perilaku yang harus diladeni.

 

  • Katakan pada anak bahwa, ketika dirinya mendapatkan ancaman dari siapapun, harus melapor, baik kepada orang tua maupun guru, dan jangan takut dianggap pengecut.

 

  • Berbicara pada pihak sekolah agar memberi perhatian khusus pada isu bullying, dan membuat peraturan yang mencegah bullying.

 

  • Libatkan anak dalam aktivitas ekstrakurikuler di sekolah, agar anak mendapatkan banyak teman, dan tidak terlihat menyendiri.

 

  • Ketika anak melihat temannya menjadi korban bully, anak juga harus membantu dengan melaporkan tindakan tersebut.

 

Bukanlah hal yang mudah untuk menghapuskan bullying anak. Namun, tentunya kita sebagai orang tua harus lebih cerdas daripada anak-anak yang senang melakukan bullying.

 

Salam,

KALBE e-Store