Di tengah masa pancaroba, di mana cuaca yang panas terik bisa dalam sekejap berubah menjadi hujan deras disertai guruh petir, Anda akan semakin rentan dengan serangan penyakit, terutama penyakit yang menyerang saluran pernapasan atas, seperti flu, pilek dan batuk. Untuk menghindarinya, Anda perlu membentengi tubuh Anda dengan sistem kekebalan yang mumpuni.
Tidak harus mengandalkan obat-obatan atau suplemen. Sebenarnya, ada 9 cara praktis yang dapat Anda lakukan yang akan memperkuat sistem pertahanan tubuh Anda. Beberapa diantaranya mungkin tidak Anda sadari, atau bahkan tidak Anda duga sama sekali. Apa saja caranya? Mari disimak pembahasan kami kali ini.
> Perbanyak interaksi dengan orang lain
Jalinan pertemanan ternyata menjadi salah satu kunci untuk memperkuat benteng kekebalan tubuh Anda. Riset menunjukkan bahwa, semakin sedikit koneksi dengan orang lain yang Anda jalin di lingkungan rumah, kantor, dan komunitas, semakin tinggi kemungkinan Anda terserang penyakit, otak Anda dibanjiri dengan bahan kimia yang memicu timbulnya stress, serta secara kesuluruhan memiliki usia yang lebih pendek dibandingkan sebayanya yang lebih supel.
Dalam sebuah studi, di mana para periset memonitor 276 orang berusia antara 18-55 tahun, ditemukan bahwa responden yang memiliki 6 jalinan keakraban atau lebih, empat kali lebih tangguh dalam memerangi virus yang menyebabkan pilek dan flu, dibandingkan responden lain yang memiliki teman lebih sedikit.
> Apa yang bisa kita pelajari?
Jangan biarkan tuntutan pekerjaan dan jadwal harian yang sangat padat mengurangi kuantitas dan kualitas pertemanan Anda. Cobalah berkunjung ke meja kerja salah satu rekan Anda di kantor sekedar untuk bertukar cerita singkat, atau setidaknya sempatkan diri untuk mengirimkan email atau pesan singkat ke teman Anda selepas jam pulang kantor, jika Anda terlalu sibuk untuk meneleponnya.
> Jaga kuantitas dan kualitas tidur
Waktu tidur yang terpangkas memiliki pengaruh yang sangat buruk terhadap sistem kekebalan tubuh Anda. Contoh yang sangat sesuai adalah, saat seorang remaja terserang sakit setelah belajar semalam suntuk untuk mempersiapkan diri jelang ujian akhir. Atau, saat seorang kolega Anda jatuh sakit setelah lembur non-stop selama berhari-hari karena dikejar deadline.
Kurang tidur seringkali dikaitkan dengan fungsi sistem kekebalan tubuh yang lebih rendah, dan berkurangnya jumlah sel-sel tubuh yang dapat memerangi kuman-kuman penyakit. Selain itu, para peneliti dari University of Chicago menemukan bahwa para pria yang hanya tidur selama 4 jam setiap malam selama satu minggu penuh hanya mampu memproduksi antibodi pemerang virus flu setengah dari jumlah yang diproduksi oleh sebayanya yang menghabiskan 7.5-8.5 jam untuk beristirahat setiap malamnya.
> Apa yang bisa kita pelajari?
Orang dewasa umumnya membutuhkan 7-9 jam untuk beristirahat tanpa gangguan setiap malam. Namun, indikator yang juga perlu Anda perhatikan adalah apa yang Anda rasakan ketika Anda terbangun pada keesokan harinya, dan bagaimana perasaan Anda selama menjalani satu hari kemudian. Jika Anda terbangun dengan perasaan lelah, itu menunjukkan bahwa Anda belum cukup beristirahat, atau mungkin juga tidur Anda kurang berkualitas. Mungkin saja, tanpa Anda sadari, Anda seringkali terbangun pada malam hari.
> Jangan pesimistis
Percaya atau tidak, riset menunjukkan bahwa mereka yang pesimistis, dan cenderung apatis dalam memandang hidup cenderung memiliki usia yang lebih pendek dibandingkan sebayanya yang lebih optimistis. Sebenarnya, cukup mudah untuk mengakali masalah yang satu ini. Menurut para peneliti, saat seorang pesimis mencoba untuk menambahkan sedikit sisi positif dalam keseharian hidupnya, tingkat stress mereka akan berkurang, dan mereka akan memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik.
Seorang studi klasik dari University of California Los Angeles (UCLA) menunjukkan bahwa, mahasiswa jurusan hokum yang memulai semester pertamanya dengan optimisme tinggi memiliki sel-sel T yang lebih banyak saat dites pada pertengahan semester, dibandingkan dengan mahasiswa yang cenderung mengambil sikap pesimistis. Padahal, sel-T tersebut dikenali sebagai sel dengan segudang manfaat, termasuk dapat melipatgandakan respons sistem kekebalan tubuh, dan membantu menghasilkan sel-sel pembunuh alami yang lebih banyak. Salah satu alasannya mungkin karena orang yang optimis cenderung lebih memperhatikan keadaan dirinya. Alasan lainnya adalah, karena tingkat stress yang tidak terlalu tinggi, membuat kerusakan yang disebabkan pada sistem imunitas tidak terlalu parah, jadi tidak terlalu banyak sel-sel baik yang bermutasi menjadi sel parasit.
> Apa yang bisa kita pelajari?
Carilah alasan – sekecil apapun – untuk merasa bahagia dan bersyukur setiap hari. Mungkin kedengarannya sepele, namun cobalah Anda memulai kebiasaan baik untuk makan malam bersama dengan keluarga, dan seluruh anggota keluarga diminta untuk menceritakan salah satu kisah yang dialaminya hari ini yang dianggapnya menarik. Berbagi cerita, selain bisa mengeratkan jalinan di antara Anda, juga bisa menenangkan pikiran, dan membuat Anda memandang kehidupan dengan lebih baik.
Masih penasaran dengan cara-cara apa lagi yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh? Ikuti pembahasan kami yang lain di sini.
Salam,